OUR STORY
Omah Sinau is an initiative of a husband and wife couple, Ardi and Asih, from Gesang Village in Lumajang District, East Java. Asih, the wife, is a development professional with 9+ years working experience with international NGOs in various places in Indonesia (Papua, South Sulawesi, and NTT provinces). She has hands-on experience with volunteer management, partnership development, and facilitation of trainings and workshops. Whilst Ardi has been working in sales and management.
In July 2014 Ardi and Asih decided to go back home to Gesang Village after many years of living and working in other parts of Indonesia. They established Omah Sinau as a contribution from active citizens to their community. They believe that development depends on the capacity of human resources, and a way to improve the capacity is to provide opportunities for young people and children to become successful agents of change.
Omah Sinau provides a fun, cozy place to learn and be creative, something that is still a luxury in for most people living in the villages in Indonesia.
CERITA KAMI
Omah Sinau didirikan oleh pasangan suami istri, Ardi dan Asih, penduduk lokal Desa Gesang di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Asih, sang istri, berpengalaman kerja lebih dari 9 tahun dengan organisasi internasional di beberapa daerah di Indonesia (Papua, Sulawesi Selatan, dan NTT). Asih memiliki pengalaman profesional di bidang manajemen sukarelawan, kemitraan multipihak, dan memfasilitasi pelatihan atau lokakarya. Sementara Ardi bekerja di bidang penjualan dan manajemen.
Pada bulan Juli 2014 Ardi dan Asih memutuskan untuk pulang kampung ke Desa Gesang setelah belasan tahun berkarya di daerah lain. Mereka lalu mendirikan Omah Sinau sebagai sumbangsih mereka sebagai warga negara yang aktif. Mereka percaya bahwa kemajuan pembangunan desa bergantung pada kualitas sumber daya manusia, dan salah satu cara meningkatkan kualitas adalah dengan memberikan kesempatan bagi kaum muda dan anak-anak untuk berkembang menjadi agen perubahan.
Omah Sinau memberikan tempat belajar dan berkreasi yang menyenangkan, nyaman, dan modern, sesuatu yang masih bisa dibilang hal yang mewah bagi banyak warga desa di Indonesia.
